Laman

Bahasa Arab 36: Munaada

Posted on | By Ryper | In

اَلْمُنَادَى
Munaada 

Al-Munaada adalah isim manshub yang disebutkan setelah huruf Nidaa (Panggilan)
Adapun huruf-huruf Nidaa sebagai berikut:
ءَ – أَيَّا – هَيَّا – يَا – وَا
Semua mempunyai arti panggilan, WAHAI

Contoh:
        ]يَا بُنَيَّ لاَ تُشْرِكْ بِالله إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ[ لقمان 13
(Yaa Bunayya laa tusyrik billahi, innasy-syirka ladzhulmun adzhiimun)
“Wahai anakku janganlah engkau mempersekutukan Allah (dengan sesuatu apapun), sesungguhnya syirik adalah kedzholiman yang sangat besar”

Fiqih Nikah 3: Menikah Adalah Sunnah Yang Diutamakan

Posted on | By Ryper | In

Mungkin pernah terlintas dipikiran sebagian orang, karena merasa besarnya dosa yang telah dilakukannya atau karena beratnya perbuatan maksiat yang telah dikerjakannya, memaksa dirinya senantiasa beribadah kepada Allah sampai-sampai meninggalkan sunnah-sunnah lainnya semisal menikah. Atau merasa sibuk dengan menuntut ilmu agama, sehingga membuat tidak ada waktu lagi untuk membangun sebuah keluarga.

Tidak sedikit orang yang menganggap menikah hanyalah akan mengganggu ibadah seseorang. Dengan menikah, mereka khawatir bahwa dirinya tidak akan bisa fokus beribadah atau menuntut ilmu.
Dan ternyata hal ini pun terjadi pada jaman sahabat. Diriwayatkan bahwasanya ada sahabat yang memohon ijin kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa sallam untuk tidak menikahi wanita seumur hidupnya.

Bahasa Arab 35: Khobar Kaana dan Isim Inna

Posted on | By Ryper | In

Kaana dan saudara-saudaranya merupakan suatu fi’il, yang jika ia masuk pada jumlah ismiyyah akan menyebabkan marfunya mubtada dan disebut sebagai isim kaana, serta manshubnya khobar yang dinamakan khobar kaana.
Contoh :

 مُحَمَّدٌ غَنِيٌّ 
(muhammadun goniyyun)=Muhammad itu kaya 

Jumlah di atas merupakan jumlah ismiyyah yang tersusun dari mubtada dan khobar. Ketika kemasukan kaana dan saudara-saudaranya pada jumlah tersebut maka menjadi

Kumpulan Status Nasehat (Bag 2)

Posted on | By Ryper | In

Mencintai seseorang itu bukan karena fisiknya, akan tetapi karena sifat dan perbuatannya..
Buktinya, kita mencintai Rosulullah, padahal kita belum pernah melihatnya.. hanya mendengar sifat2 n perbuatan2 beliau shallallahu 'alaihi wasallam, tapi kita sangat mencintainya..
Karenanya, perbaikilah sifat dan perbuatanmu, insyaallah pasanganmu akan mencintaimu (walupun engkau tidak secantik/seganteng yg diinginkan pasanganmu)

***
Kenapa kita sulit menerima kekalahan? apakah kalah selalu bermakna jelek?
sekali2 tidak, justru orang yg mengaku kalah adalah kemenangan yg haqiqi..
ia mengaku kalah karena ia merasa salah, sehingga ia akan berusaha untuk tidak mengulangi kesalahannya.. akan tetapi orang yg kalah namun tidak mau mengakui salah, insyaallah ia akan senantiasa pada kesalahannya dan selalu kalah pada akhirnya..

Bahasa Arab 34: Haal

Posted on | By Ryper | In


Haal (اَلْحَالُ)

Haal adalah isim manshub yang disebutkan setelah fi’il yang berfungsi untuk menjelaskan keadaan pelaku (subjek) atau objek ketika terjadi pekerjaan.
Contoh:

يَدْخُلُوْنَ فِي دِيْنِ اللهِ أَفْوَاجًا (yadkhuluna fii dinillahi afwaaja)
Mereka masuk ke dalam agama Allah dalam keadaan berbondong-bondong

Kata أَفْوَاجًا manshub dengan tanda fathah sebagai Haal

BAHASA ARAB 33: MAF'UL MA'AH

Posted on | By Ryper | In

Maf’ul Ma’ah (اَلْمَفْعُوْلُ مَعَهُ)

Maf’ul Ma’ah adalah isim dalam keadaan manshub yang terletak setelah huruf WAU (و). Dan bermakna bersama (مَعَ) yang menunjukkan suatu kebersamaan.

Contohnya:

سِرْتُ وَالْجَبَلَ (sirtu wal jabala)
Aku berjalan bersama gunung.

Bahasa Arab Itu Sulit?

Posted on | By Ryper | In ,

Banyak orang yang gagal mempelajari Bahasa Arab, kemudian dengan mudahnya mengatakan, “Bahasa Arab itu sulit”, “Belajar Bahasa Arab itu susah banget” dan lain-lainnya. Bahkan ada juga yang menganggap bahwa Bahasa Arab termasuk diantara bahasa-bahasa yang sulit dipahami.

Benarkah demikian?

Kesalahan berbahasa Arab (2)

Posted on | By Ryper | In ,

Mengenai pembahasan Isim Dhomir pada postingan sebelumnya, ternyata banyak sekali kesalahan yang dilakukan kaum muslimin dalam penggunaan Isim Dhomir, bahkan yang melakukan kesalahan tersebut adalah para Khotib Jum'at atau para penceramah Agama..

Diantara kesalahannya yakni pada saat berdoa. Seperti doa di akhir khutbah jum’at, sang Khotib hendaknya menggunakan kata نا (naa) yang menunjukkan "kami" bukan ي (ya) yang menunjukkan "aku" ketika berdoa.

Karenanya sering kita dengar sang Khotib berdoa

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْب ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَي دِيْنِكَ

"yaa muqollibal quluub, tsabbit qolbii 'alaa diinika"
(wahai dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkan hatiku pada agamaMu)