Laman

Bahasa Arab 36: Munaada

Posted on | By Ryper | In

اَلْمُنَادَى
Munaada 

Al-Munaada adalah isim manshub yang disebutkan setelah huruf Nidaa (Panggilan)
Adapun huruf-huruf Nidaa sebagai berikut:
ءَ – أَيَّا – هَيَّا – يَا – وَا
Semua mempunyai arti panggilan, WAHAI

Contoh:
        ]يَا بُنَيَّ لاَ تُشْرِكْ بِالله إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيْمٌ[ لقمان 13
(Yaa Bunayya laa tusyrik billahi, innasy-syirka ladzhulmun adzhiimun)
“Wahai anakku janganlah engkau mempersekutukan Allah (dengan sesuatu apapun), sesungguhnya syirik adalah kedzholiman yang sangat besar”


Pada ayat di atas, kata (بُنَيَّ ) manshub dengan tanda fathah, sebagai munaada

Contoh lain:
(يَا أَبَا عُمَيْرٍ مَا فَعَلَ النُّغَيْرُ)
“Yaa Abaa Umairin maa fa’alan nughoiru”
Wahai Abu Umair, apa yang dilakukan burung kecil itu

Pada kalimat di atas, kata (أَبَا ) manshub dengan tanda alif, sebagai munaada

Contoh lainnya :
(يَا مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِي عَنِ الإِسْلاَمِ)
“Yaa Muhammadu, akhbirnii ‘anil islaami”
Wahai Muhammad, kabarkanlah padaku mengenai Islam

Kata (مُحَمَّدُ ) pada kalimat di atas, mabni atas dhommah sebagai munaada

Dari contoh-contoh di atas, dapat diketahui bahwa munaada terbagi 2 jika ditinjau dari sisi I’robnya. Ada yang manshub dan ada yang mabni.

Adapun munadaa yang manshub ada 3 keadaan berikut:

1.       1. Jika munaada tersebut menjadi mudhof (pembahasan mudhof pada pelajaran tentang isim)
Contohnya:
يَا عَبْدَ اللهِ (Yaa Abdallahi) wahai hamba Allah
يَا أَبَا عُمَرَ (Yaa Abaa Umara) wahai bapaknya umar
Kata عَبْدَ dan أَبَا manshub sebagai munaada

2.       2. Jika munaada berbentuk syabiihan bil mudhof (menyerupai mudhof)
Contoh
: يَا طَالِعًا جَبَلاً yaa thooli’an jabalan (wahai pendaki gunung)

3.       3. Jika munaada dalam keadaan nakirah ghoiro maqshuudah (nakirah tanpa memaksudkan person tertentu)
Contoh:
يَا رَجُلاً أَنْقِذْنِي  yaa rojulan anqidznii (wahai laki-laki, bantulah aku)
Kata رَجُلاً pada kalimat di atas, manshub sebagai munada, karena berbentuk nakirah, yakni kata umum yang tidak dimaksudkan pada person tertentu

Sedangkan munaada yang I’robnya mabni pada keadaan berikut:

1.       1. Jika berupa nama tunggal
Contoh:
يَا مُحَمَّدُ yaa muhammadu (wahai Muhammad) atau يَا عُمَرُ yaa umaru (wahai umar)
Maka kata مُحَمَّدُ dan  عُمَرُ   mabni dengan tanda dhommah sebagai munaada

2.       2. Jika berupa nakirah yang dimaksudkan ke person tertentu
Contoh:
يَا غُلاَمُ yaa ghulaamu (wahai anak muda) atau يَا رَجُلُ yaa rojulu (wahai laki-laki)
Jika kita memaksudkannya untuk memanggil person tertentu, sambil menunjuk seseorang misalnya, maka kata setelah huruf nidaa tersebut menjadi mabni dengan tanda dhommah, sebagai munada. Jadi salah jika kita manshubkan dengan tanda fathah menjadi يَا رَجُلا

Tambahan: 
Kemudian jika munaada ada tambahan alif dan lam (اَلْ ) pada katanya, maka wajib didahului oleh kata-kata berikut:
Didahului kata أَيُّهَا  untuk mudzakkar (laki-laki)
Contoh:
يَا أَيُّهَا الرَّسُوْلُ  atau يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ
Didahului kata هَذَا  untuk mudzakkar (laki-laki)
Contoh:
يَا هَذَا الرَّجُلُ    atau يَا هَذَا الطََّالِبُ
Didahului kata أَيَّتُهَا  untuk muannats (perempuan)
Contoh:
يَا أَيَّتُهَا الْمُؤْمِنَةُ 
Didahului kata هَذِهِ  untuk muannats (perempuan)
Contoh:
يَا هَذِهِ الْمُسْلِمَةُ   

Maka semua kata-katanya menjadi mabni dengan tanda dhommah


Latihan: Tentukan munadaa pada kalimat-kalimat berikut
1. يَا غُلاَمُ إِنِّي أُعَلِِّمُكَ كَلِمَاتٍ : اِحْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ ...
2. يَا طَالِبًا لِلْعِلْمِ اِجْتَهِدْ !
3. (يَا مُسْلِمُ هَذَا الْيَهُوْدُ ...)
4. (يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أََسْتَغِيْثُ ...)
5. (يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ ثَبِّتْ قُلُوْبَنَا عَلَى دِيْنِكَ ...)



Comments (1)

شكرا جزيلا

Posting Komentar